BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
belakang
Setiap
bangsa didunia ini pasti mempunyai cita-cita bersama yang ingin diraih oleh
bangsa tersebut. Cita-cita bersama itu dilandasi oleh sebuah kepercayaan, tata
nilai serta keyakinan yang dianut oleh bangsa itu. Dengan kata lain setiap
bangsa mempunyai ideologi sebagai acuan untuk mencapai tujuannya.
Ideologi
sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni idea (gagasan) dan logos (studi
tentang, ilmu pengetahuan tentang). Idelogi artinya sistem gagasan yang
mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal filosofis, ekonomis, politis
dan sosial. Istilah “ideologi” dipergunakan oleh Marx dan Engels mengacu kepada
seperangkat keyakinan yang disajikan sebagai obyek. Obyek tersebut tidak lain
adalah pencerminan kondisi-kondisi material masyarakat.
Di dunia
ini berkembang berbagai macam ideologi. Tapi pada umumnya dikelompokkan menjadi
tiga yaitu : ideologi liberalisme, ideologi sosialisme dan ideologi Negara
ketiga.
Yang
dimaksud dengan ideologi Negara ketiga adalah ideologi yang berkembang di
sebuah Negara berdasarkan sejarah dan kepribadian bangsa yang bersangkutan.
Seperti di Indonesia yang menganut ideologi pancasila karena sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Tulisan
berikut ini akan mencoba mengupas mengenai ideologi sosialisme
b.
Perumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dan sejarah ideologi sosialisme?
2. Bagaimana
ciri khas atau karakteristik ideologi sosialisme?
3. Implikasi
atau pandangan ideologi tersebut terhadap agama, ekonomi, politik dan hukum
serta terhadap individu dan kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
dan sejarah ideologi sosialisme
Apakah ideologi sosialisme itu?
Sosialisme
sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme
sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialisme merujuk
kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan
oleh kelompok.
Istilah
sosialisme pertama kali dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel
tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan
untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut
Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Prancis. Saint-Simon lah yang
menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada
masyarakat.
Pada akhir
abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa yang disebut sebagai
sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan sosialisme yang berkembang
sebelumnya. Marx dan Engels menyebut sosialisme tersebut dengan sosialisme
utopia, artinya sosialisme yang hanya didasari impian belaka tanpa kerangka
rasional untuk menjalankan dan mencapai apa yang disebut sosialisme. Oleh
karena itu Marx dan Engels mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara
sosialisme dan komunisme. Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang harus
dilalui masyarakat untuk mencapai komunisme. Dengan demikian komunisme atau
masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah. Konsekwensinya, tahap sosialisme
adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai komunisme, seperti halnya
pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada dalam tahap sosialisme.
Dalam
perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme memiliki beberapa
cabang gagasan. Secara kasar pembagian tersebut terdiri dari pertama adalah
Sosialisme Demokrasi, kedua adalah Marxisme Leninisme, Ketiga adalah anarkisme
dan sindikalisme. Harus diakui bahwa pembagian ini sangatlah sederhana
mengingat begitu banyak varian sosialisme yang tumbuh dan berkembang hingga
saat ini. Sebagai contoh Marxisme yang di satu sisi dalam penafsiran Lenin
menjadi Komunisme dan berkembang menjadi Stalinisme dan Maoisme. Disisi lain
Marxisme berkembang menjadi gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para pemikir
seperti Herbert Marcuse di era 1970an. Sama halnya dengan anarkisme yang
terpecah menjadi beberapa aliran besar seperti anarkisme mutualis dengan bapak
pendirinya yakni P J Proudhon dan anarkis kolektivis seperti Mikhail Bakunin.
Anarkisme juga memberi angin bagi tumbuhnya gerakan gerakan sindikalis yang
menguasai banyak pabrik di Barcelona semasa Perang Saudara Spanyol 1936-1939.
Hingga saat
ini, partai-partai Sosial Demokrat masih tetap berdiri seperti halnya di Eropa
seperti Jerman, Belanda, Norwegia dan Prancis. Beberapa yang menganut
sosialisme juga seperti halnya partai-partai buruh seperti di Inggris dan
Itali. Partai-partai Komunis banyak yang membubarkan diri atau bertahan dengan
berganti nama dan mencoba untuk tetap hidup dengan ikut pemilu di negara-negara
Eropa Timur setelah runtuhnya Uni Sovyet. Beberapa diantaranya bahkan bisa
berkuasa kembali seperti di Polandia dan Ceko dengan jalan yang demokratis
Sosialisme
mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Pada tahun 1827, istilah ini awalnya digunakan
untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di Inggris. Istilah ini juga
mengacu pada para pengikut Saint Simon (1760-1825) di Perancis. Bersama Fourier
(1772-1832) dari Perancis, Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah
pemikiran mengenai sosialisme.
b.
Ciri khas ideologi
sosialisme
Sosialisme
lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme merupakan suatu paham
yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan
segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan
individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala
kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.
Kesengsaraan
kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut :
·
Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui
secara terbatas.
·
Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan
demokratis.
·
Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan
nasib buruh dengan luwes secara bertahap.
·
Negara diperlukan selama-lamanya.
c.
Implikasi
atau pandangan ideologi tersebut terhadap agama, ekonomi, politik dan hukum
serta terhadap individu dan kelompok
Pandangan terhadap agama
Ideologi
ini menyatakan bahwa dunia ini tiada lain terdiri dari dan tergantung
eksistensinya pada benda material. Jadi, segala sesuatu yang ada hanyalah
materi belaka. Materilah asal usul segala sesuatu. Materi merupakan dasar
eksistensi segala macam pemikiran. Maka, tidak ada tuhan, tidak ada ruh, atau
aspek-aspek kegaiban lainnya, karena semuanya tidak dapat diindera seperti
materi. Dari ide materialisme inilah dibangun dua ide pokok dalam Sosialisme
yang mendasari seluruh bangunan ideologi Sosialisme, yaitu Materialisme Dialektis
dan Materialisme Historis.
Dengan
demikian, hubungan agama dan negara menurut Sosialisme merupakan hubungan yang
negatif, bahkan Sosialisme telah menafikan secara mutlak eksistensi dan
pengaruh agama dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Agama merupakan candu masyarakat yang harus
dibuang dan dienyahkan.
Pandangan
terhadap ekonomi
Sistem
ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx
tentang penghapusan kepemilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme
menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas
penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan
pangan, dan sebagainya.
Sistem
ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi ekonomi sosialis
adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan sosialisme dimulai
dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis atau kaum
borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang
menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak
sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut
Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya
revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat
produksi harus dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat
Pandangan
terhadap politik dan hukum
Sosialisme
sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap
benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi,
persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme
sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan
,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan
secara merata.
Pandangan
terhadap individu dan kelompok
Sosialisme menyatakan
bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat tidak sekedar
kumpulan individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdii sendiri
dimana individu-individu berada. Individu dan dianggap dari sebagai alat dar
mesin raksasa masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat.
Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak
individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.
Individu terikat pada komitmen suatu kelompok.
Sosialisme
mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingangan masyarakatlah
yang utama, bukan individu. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan
terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari
penguasaan individu atas hak milik.
Dalam
sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas faham individualisme
liberalisme. Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan
kesejahtraan ternyata banyak menimbulkan ketidak adilan antarindividu itu
sendiri. Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang
tidak mampu akan tetap miskin dan semakin tersisih, dengan demikian, dalam
masyarakat timbul ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti
anak-anak, wanita, buruh, para pekerja hanya dieksploitasi oleh orang-orang
yang mampu, terutama yang menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu
masyarakat. Sosialisme muncul dengan makse kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem leberalisme, mendapat keadilan,
kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk
meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus
diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Masyarakat
yang lebih penting dari individu. Dalam sosialisme yang radikal/ekstrim cara
untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan
alat-alat produksi perorangan
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Sosialisme
adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang berhasrat
menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara
merata . Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik
yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme
sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan
,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan
secara merata.
Sosialisme
yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi sejarahnya .
Dalam sosialisme tidak ada garis sentralitas dan tidak bersifat internasional
Sosialisme
di negara-negara berkembang mengandung banyak arti . Sosialisme berarti
cita-cita keadilan sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian dunia
yang berlandaskan hukum ; dan komitmen pada perencanaan.
b. saran
sebagai pelajar kita harus tahu
bagaimana sejarah ideologi sosialisme serta pandangannya terhadap agama,
ekonomi, politik, hukum, individu dan masyarakat, sehingga kita mampu memilah
dan memilih mana yang terbaik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar