BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah
lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap
karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia
(Christian dan Stewart, 1968). Secara
lebih rinci, istilah lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah
di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap
atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut,
termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan,
serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan
sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia
pada saat sekarang dan di masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO,
1976). Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i)
komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan (ii) komponen
fungsional yang sering disebut kualitas
lahan. Kualitas lahan ini pada
hakekatnya merupakan sekelompok unsur-unsur lahan (complex attributes) yang
menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan (FAO, 1976).
Lahan sebagai suatu
"sistem" mempunyai komponen- komponen yang terorganisir secara
spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang
sebagai sumberdaya dalam hubung- annya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Oleh karena kegiatan yang dilakukan
manusia dalam pemanfaatan lahan, baik untuk area pertanian, pemukiman dan
lain-lain, maka lahan dapat dibagi menjadi lahan yang potensial dan lahan yang
kritis.
B.
Perumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan
ciri-ciri Lahan Potensial
2.
Apa pengertian dan
ciri-ciri Lahan Kritis
3.
Penanggulangan
lahan kritis
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Ciri-ciri Lahan Potensial
Lahan
Potensial adalah lahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dalam arti sempit lahan
potensial selalu dikaitkan dengan produksi pertanian, yaitu lahan yang dapat memberikan
hasil pertanian yang tinggi walaupun dengan biaya pengelolaan yang rendah.
Tetapi
dalam arti luas, lahan potensial dikaitkan dengan fungsinya bagi kehidupan manusia,
yaitu lahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehingga potensial tidaknya suatu lahan diukur sampai sejauh mana lahan tersebut
memberikan manfaat secara optimal bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh, suatu
lahan tidak potensial untuk lahan pertanian tetati potensial untuk permukiman, pariwisata,
atau kegiatan lainnya.
Ciri-ciri Lahan
Potensial Untuk Pertanian
1.Tingkat Kesuburan Tinggi
Lahan
yang subur adalah lahan dengan tanah yang banyak mengandung mineral untuk
kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat tergantung pada jenis tanaman yang
diusahakan. Untuk tanaman biji-bijian banyak membutuhkan mineral posfor, untuk
tanaman sayuran membutuhkan mineral zat lemas (N2), dan tanaman umbi-umbian
membutuhkan mineral alkali. Jadi agar lahan dapat berproduksi secara optimal
harus disesuaikan, antara jenis mineral yang dikandung lahan dengan jenis
tanaman yang akan diusahakan.
2.Memiliki
Sifat Fisis yang Baik
Lahan
yang memiliki sifat fisis baik adalah lahan yang daya serap air dan sirkulasi
udara di dalam tanahnya cukup baik. Sifat fisis ini ditunjukkan oleh tekstur
dan struktur tanahnya. Tekstur tanah adalah sifat fisis tanah yang berkaitan
dengan ukuran partikel pembentuk tanah. Partikel utama pembentuk tanah adalah
pasir, lanau (debu), dan lempung (tanah liat). Berasarkan ukuran partikel
batuan,
3.Belum Terjadi Erosi
Terjadinya
erosi pada suatu lahan akan menyebabkan berubahnya lahan potensial menjadi
lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi, tingkat kesuburannya berkurang,
sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Erosi mengakibatkan lahan tanah
yang paling atas terkelupas. Sisanya tinggal tanah yang tandus, bahkan sering
merupakan batuan yang keras (padas). Proses erosi yang kuat sering dijumpai di
daerah pantai, akibat abrasi (pengikisan oleh gelombang laut) dan di daerah
pegunungan dengan lereng terjal serta miskin tumbuhan. Erosi di pegunungan
akibat adanya longsor dan soil creep (tanah merayap).
Ciri-ciri lahan potensial untuk permukiman antara
lain:
1.Daya Dukung Tanah Besar
Artinya memiliki kemampuan untuk menahan beban dalam
ton tiap satu meter kubik. Jadi bila didirikan bangunan di atasnya tidak
amblas.
2.Fluktuasi Air Baik
Artinya memiliki kedalaman air tanah yang sedang.
Fluktuasi air berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, jika air tanahnya dangkal
maka keadaan di atasnya lembab dan jika air tanahnya dalam maka keadaan di
atasnya gersang (kering/tandus).
3.Kandungan Lempung cukup
Kandungan lempung berpengaruh terhadap kembang
kerutnya tanah. Hal ini erat kaitannya dengan pembuatan pondasi,pembangunan
jalan, saluran air, dan sebagainya.
4.Topografi
Topografi yang ideal untuk permukiman adalah yang
kemiringan lahannya antara 0% sampai 3%. Kemiringan merupakan perbandingan
antara jarak vertikal dan jarak horisontal dikali 100%.
Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata,
dan kemiringan lereng 100% berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam).
Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan
dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
B.
Pengertian dan Ciri-ciri Lahan Kritis
Lahan
Kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan secara fisik, kimia, dan
biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk menilai kritis
tidaknya suatu lahan, dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan
untuk mengetahui
kemampuan suatu
lahan dapat dilihat dari besarnya resiko ancaman atau hambatan
dalam
pemanfaatan lahan tersebut.
Ciri-ciri Lahan Kritis Untuk Pertanian
1.Tidak Subur
Lahan tidak
subur adalah lahan yang sedikit mengandung mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Umumnya lahan tidak subur terdapat di daerah yang resiko
ancamannya besar (ancaman erosi dan banjir).
2.Miskin Humus
Lahan yang
miskin humus umumnya kurang baik untuk dijadikan lahan pertanian, karena tanahnya
kurang subur. Anda pernah mendengar istilah tanah humus? Tanah Humus adalah
tanah yang telah bercampur dengan daun dan ranting pohon yang telah membusuk.
Tanah humus dapat dijumpai di daerah yang tumbuhannya lebat, contohnya hutan
primer. Sedangkan lahan yang miskin humus adalah lahan yang terdapat di daerah
yang miskin atau jarang tumbuhan, contohnya kawasan pegunungan yang hutannya
rusak.
Ciri-ciri Lahan Kritis untuk Permukiman
Anda telah
mengetahui ciri-ciri lahan potensial untuk permukiman. Lalu bagaimana dengan
ciri-ciri lahan kritis untuk permukiman?
Ciri-ciri lahan
kritis untuk permukiman adalah kebalikan dari ciri-ciri lahan potensial untuk
pertanian, yaitu:
1) Daya dukung
tanah rendah, artinya tidak mampu menahan beban dalam ton tiap satu meter
kubik. Sehingga bila didirikan bangunan di atasnya, bangunan tersebut akan
roboh (amblas).
2) Fluktuasi air
tidak baik, artinya air tanahnya terlalu dangkal atau terlalu dalam. Hal ini
dapat mempengaruhi bangunan dan kesehatan penduduk yang tinggal di atas lahan
tersebut.
3) Topografi
Topografi yang
tidak cocok untuk permukiman adalah yang kemiringannya lebih dari 3%. Karena
topografi dengan kemiringan lebih dari 3% resiko ancaman bencana alam seperti
tanah longsor dan banjir besar. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan hunian dan
keamanan dari bencana alam tersebut.
Kemiringan
lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100% berarti sudut
kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan
hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti tanah
longsor, banjir, dan sebagainya.
C.
Penanggulangan Lahan Kritis
Upaya
penanggulangan lahan kritis, antara lain:
1. lahan tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi
pertanian, perkebunan, peternakan, dan usaha lainnya
2. erosi tanah perlu dicegah melalui pembuatan
teras-teras pada lereng bukit
3. usaha perluasan penghijauan tanah dan reboisasi
lahan hutan
4. perlu reklamasi lahan bekas pertambangan
5. perlu adanya usaha ke arah program kali bersih
(prokasih)
6. pengelolaan wilayah terpadu di wilayah lautan dan
daerah aliran sungai
7. perlu tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak
lahan yang mengarah ke lahan kritis
8. pengembangan keanekaragaman hayati dan pola
pergiliran tanaman
9. menghilangkan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan
lahan pertanian, misalnya plastik. Oleh karena itu, proses daur ulang sangat
diharapkan
10. pemupukan dengan pupuk organik atau alami, yaitu
pupuk kandang atau pupuk hijau secara tepat dan terus menerus
11. guna menggemburkan tanah sawah perlu dikembangkan tumbuhan
yang disebut Azolaepinata
12. memanfaatkan tanaman eceng gondok guna menurunkan
zat pencemar yang ada dalam lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap zat
pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun juga harus hati-hati
karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga mengganggu lahan
pertanian.
BAB
III
PENUTUP
A.
Penutup
Lahan
potensial merupakan lahan yang harus dijaga dan diberdayakan sebaik mungkin,
karena lahan potensial bisa menjadi lahan kritis apabila penggunaan dan pemanfaatannya
tidak tepat guna.
Suatu
lahan potensial untuk pertanian dapat dilihat dari ciri-cirinya: yaitu tanahnya
subur, memiliki sifat jenis yang baik dan belum mengalami erosi. Begitu juga
suatu lahan kritis untuk pertanian bila memiliki ciri-ciri: tidak subur dan
miskin humus.
Suatu
lahan potensial untuk pemukiman dapat dilihat dari ciri-cirinya : Daya Dukung
Tanah Besar, Fluktuasi Air Baik, Kandungan Lempung cukup, Topografi yang ideal
untuk permukiman adalah yang kemiringan lahannya antara 0% sampai 3%
B.
Saran
Sebagai
seorang pelajar, kita harus mengetahui ciri-ciri lahan potensial dan lahan
kritis, karena apabila lahan kritis didiamkan dan tidak ditanggulani maka akan
menjadi lahan yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan.
Kita
harus senantiasa ikut menjaga lingkungan, agar lahan yang digunakan tetap
menjadi lahan yang potensial dan tidak menjadi lahan kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Mengatasi lahan
kritis, from :
http://matakristal.com/tag/mengatasi-lahan-kritis/, 14 mei 2013
Lahan potensial
dan lahan kritis, from :
Lahan kritis dan
potensial, from :
http://belajargeo-erinz.comoj.com/Page1405.htm , 14 mei 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang lahan potensial
dan ciri-cirinya, lahan kritis dan ciri-cirinya serta penanggulangan lahan
kritis.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Karawang, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
|
Hal
|
Kata
pengantar …………………………………………………………………………
|
i
|
Daftar
Isi ……………………………………………………………………………….
|
ii
|
BAB
I. PENDAHULUAN
|
|
A. Latar Belakang
…………………………………………………………………
|
1
|
B. Perumusan
Masalah ……………………………………………………………
|
1
|
BAB
II. PEMBAHASAN
|
|
A. Pengertian dan Ciri-ciri Lahan
Potensial ………………………………………
|
2
|
B. Pengertian dan Ciri-ciri Lahan kritis
…………………………………….……..
|
3
|
C. Penanggulangan Lahan Kritis
………………………………………………….
|
5
|
BAB
III. PENUTUP
|
|
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………….
|
6
|
B. Saran
……………………………………………………………………………
|
6
|
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………….
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FORMAT
PENILAIAN
A.
PENYAJI
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
Resti
Intan Siswati
|
|
|
2
|
Ida
Fitria
|
|
|
3
|
Karina
Fitriani
|
|
|
4
|
Abdul
Bari
|
|
|
B.
PENANYA
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
KETERANGAN
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar