BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia berada didaerah
tropis, banyak keanekaragaman tanaman yang ada di Indonesia. Berbagai macam
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai ahan pangan maupun bahan obat. Salah satu
tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan dihidangkan yaitu tanaman rosela
dalam bahasa latin Hibiscus Sabdariffa L.
Tanaman rosela (Hibiscus
Sabdariffa L) merupakan tanaman serbaguna. Hampir semua bagian tanaman dapat
dimanfaatkan industri karung rami telah memanfaatkan tanaman ini. Bagian batang
tanaman ini dimanfaatkan untuk diambil seratnya.
Dulu hanya bagian batangnya
saja yang dimanfaatkan, sekarang ini telah ada yang memanfaatkan kelopak bunga
rosela. Kelopak bunga rosela yang berwarna merah ternyata menyimpan
bermacam-macam zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Terutama vitamin C.
Kelopak bungan rosela
disajikan dengan jalan menyeduhnya terlebih dahulu. Rasanya masam tapi terasa
menyegarkan. Di pasaran banyak beredar kelopak bunga rosela kering. Tidak ada
perbedaan kandungan zat yang membedakan hanya kandungan airnya. Dibeberapa
negara eropa, seperti jerman telah menjadi negara importir kelopak bunga rosela
terbesar. Mereka telah meneliti bahwa kelopak bungan rosela mempunyai khasiat yang
sangat banyak. Terutama digunakan untuk mencegah kanker dan radang. Dibeberapa
negara asia telah menjadi pemasok utama kelopak bungan rosela kering untuk
negara-negara di eropa diantaranya Thailand dan Cina. Tapi karena pasokan yang
terbatas banyak negara menjadi pengekspor bunga rosela kering. Sudan adalah
salah satu negara di benua afrika yang menjadi eksportir bungan rosela kering
dengan kualitas yang baik.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang
di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah seperti : bagaimana tata cara budidaya bunga rosella,
bagaimana pemanfaatan bunga rosella, apa kandungan yang terdapat dalam bunga
rosella, bagian tanaman yang mana yang dimanfaatkan,
C.
BATASAN MASALAH
Karena luasnya masalah yang dihadapi, maka
dalam tulisan ini dibatasi kepada tata cara budidaya bunga rosella serta
pemanfaatan bunga rosella
D.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,
dirumuskan masalah :
1.
Bagaimana tata cara budidaya bunga rosella?
2.
Bagimana pemanfaatan bunga rosella?
E.
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
b. Untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan ataupun wawasan penulis.
c. Untuk
memperdalam ilmu yang penulis peroleh dalam bangku sekolah.
d. Untuk
mengetahui lebih dalam dan detail tentang pembudidayaan Rosela di Indonesia.
2. MANFAAT PENELITIAN
a. Agar
masyarakat Indonesia lebih mengenal tanaman rosela lebih luas lagi.
b. Agar
dapat mendapat wawasan dan mengetahuan dalam bidang pembudidayaan rosela di
Indonesia.
c. Agar
masyarakat Indonesia tahu cara penanaman dan manfaat dari rosela.
BAB
II
TEORI
DASAR
a.
Penelitian
rosella di indonesia
Di Indonesia, penelitian
tentang uji komponen zat gizi dan aktivitas antioksidan pada kelopak Rosella
pernah diteliti oleh Ir. Didah Nurfaridah pada tahun 2005. Dalam penelitiannya
tersebut, ditemukan bahwa kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering
Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga
knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi
gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin. Antosianin merupakan pigmen
alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat
antioksidan.
Kadar antioksidan yang tinggi pada
kelopak Rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang
ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di
antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker,” ujar
Didah. Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat
dari kepekatan warna merah pada rosella. “Semakin pekat warna merah pada bunga
Rosella, rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak.
Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,”. Sayangnya,
kadar antioksidan dalam bunga Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan
proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang
terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi
dalam bentuk segar.
Anti kanker dan Anti hipertensi Di antara
banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi.
Ini sesuai dengan uji pra klinis yang dilakukan oleh Yun Ching Chang, seorang
peneliti dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical
University di Taiwan. Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak
kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus mematikan sel
kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia). Pigmen ini jugs berperan dalam
proses apoptosis (bunuh diri) sel kanker.
Sementara itu, Maureen Williams, ND,
seorang dokter naturopati dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat,
telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi
ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan
pengobatan apa pun sejak sebulan sebelum penelitian diujikan.
Secara acak, sebagian orang
diminta untuk mengonsumsi teh Rosella sebanyak satu setengah liter sebelum
sarapan setiap hari. Sebagian lagi mengonsumsi 25 mg obat antihipertensi.
Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolic berkurang hingga sepuluh
angka untuk 79% orang yang mengonsumsi teh Rosella dan 84% pada orang yang
mengonsumsi obat antihipertensi. Belum pernah dilaporkan efek samping yang
serius akibat konsumsi kelopak Rosella selain jantung berdebar.
Namun Peter Hardwick dari
jurnal Australian Food Plants Study Group Newsletter mengatakan bahwa ada
spesies lain dari Rosella yang disebut Native Rosella (Hibiscus heterophyllus)
yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi.
Umumnya masyarakat mengenal
dengan nama Rosela, Rosella atau Roselle (Hibiscus sabdariffa L.). Dari segi
kesehatan, ternyata Rosela mempunyai manfaat untuk pencegahan penyakit. Menurut
penelitian Ballitas Malang, bunga rosella, terutama dari tanaman yang
berkelopak bunga tebal (juicy), misalnya Rosela Merah berguna untuk mencegah
penyakit Kanker dan Radang, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran
darah dan melancarkan buang air besar.
Kelopak bunga Rosela dapat
diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman,
terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu Rosela Merah. Kelopak
bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino. Asam amino yang
diperlukan tubuh, 18 diantaranya terdapat dalam kelopak bunga Rosela, termasuk
arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu,
Rosela juga mengandung protein dan kalsium.
Di Malaysia, Roselle juga
disebut Asam paya, Asam kumbang atau Asam susur, merupakan tumbuhan yang
mempunyai keluarga yang sama dengan bunga raya/sepatu (Hibiscus rosasinensis).
Tumbuhan Roselle ada yang mengatakan berasal dari India tetapi ada juga
pendapat yang mengatakan Roselle berasal dari Afrika Barat. Tumbuhan Roselle
ini semula diperkenalkan di Malaysia sejak lebih dari tiga abat yang lampau. Di
India Barat disebut dengan Jamaican Sorrel.
Pohon Roselle tumbuh dari
biji/benih dengan ketinggian yang bisa mencapai 3 - 5 meter serta mengeluarkan
bunga hampir sepanjang tahun. Bunga Roselle berwarna cerah, Kelopak bunga atau
kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga
raya/sepatu. Bagian bunga Roselle yang bisa diproses menjadi makanan ialah
kelopak bunganya (kaliks) yang mempunyai rasa yang amat masam. Kelopak bunga
ini bisa diproses menjadi pelbagai jenis makanan seperti minuman, jelly, saos,
serbuk (teh ) atau manisan Roselle. Daun muda Roselle bisa juga dimakan sebagai
ulam atau salad. Sementara itu di Afrika, biji Roselle dimakan karena dipercaya
mengandung minyak tertentu. Di Sudan, Roselle diproses menjadi minuman
tradisional yang dinamakan Karkadeh dan merupakan minuman kebangsaan orang
Sudan.
Pohon Roselle adalah sejenis
perdu yang mudah ditaman. Cara penanamannya dengan menggunakan biji yang kering
kemudian disemai. Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa
varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry,
Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkadeh (Afrika Utara),
Bisap (Senegal).
Tumbuhan herba ini ternyata
mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, penambah syahwat, agen astringen.
Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti batuk,
ketidakhadaman, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan
mencegah penyakit hati. Bunga Roselle banyak digunakan untuk pembuatan jus,
saos, sirup dan juga sebagai bahan pewarna pada makanan.
Ekstrak dari pada kuncup
bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai antispasmodik (penahan kekejangan),
antihelmintik (anti cacing) dan antibakteria. Selain itu rosella ternyata mampu
menurunkan kadar penyerapan alkohol. Daun tumbuhan herba ini juga bisa
digunakan untuk merawat luka, penyakit kulit dan gigitan serangga.
Di India, biji Roselle
digunakan untuk mengobati penyakit kulit, kekurangan darah dan kelesuan.
b.
Bagian
yang digunakan : Bunga, daun dan biji
Bahan penting yang
terkandung dalam kelompak bunga Roselle : Gossy peptin anthocyanin dan
glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretic dan choleretic, memperlancar
peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, meningkatkan kinerja usus serta
berfungsi sebagai tonik (obat kuat).
Kandungan Kelopak segar Dalam 100 g :
Air : 9.2 g
Protein :
1.145 g
Lemak :
2.61 g
Serat :
12.0 g
Abu :
6.90 g
Kalsium :
1,263 mg
Fosforus :
273.2 mg
Zat Besi :
8.98 mg
Karotena :
0.029 mg
Thiamine :
0.117 mg
Riboflavin :
0.277 mg
Niacin :
3.765 mg
Asid Askorbik :
6.7 mg
Dari penelitian terbukti bahwa kelopak bunga
Roselle mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri.
Dalam eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Roselle mengurangi
efek alcohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal, dan
memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab demam tinggi. Kelopak
bunga Roselle juga diketahui membantu melancarkan peredaran darah dengan
mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi karena asam organic,
poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga Roselle
sebagai Farmakologi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kelopak
bunga Roselle mengandung vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap serangan penyakit.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
BUDIDAYA TANAMAN ROSELA
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosela sama seperti tanaman
tahunan lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus
diolah terlebih dahulu. Agar perakaran dapat berkembang dengan baik dilakukan
pengolahan tanah yang agak dalam.
Jika benih langsung ditanam, lubang tanam dapat dibuat
langsung pada saat anam dengan menggunakan tugal yang terbuat dari kayu bulat
berdiameter 20 cm, dengan ujung bawah runcing. Gunakan dengan tali rafia agar
lajur rapi.
Untuk menanam bibit, buat lubang tanam dibuat sekitar
seminggu sebelum tanam, kemudian beri campuran pupuk kandang atau pupuk dasar.
2. Pembibitan
Tanaman rosela lebih sering dikembangbiakkan dengan biji
yang disebar ditahap penanaman. Bibit juga dapat diperoleh dari stek cara ini
jarang digunakan karena hasil produksinya akan mempunyai kualitas yang rendah.
3. Penanaman
Menanam rosela cukup mudah, tanaman ini dapat ditanam
dengan menyemaikan benih terlebih dahulu maupun dengan menyemai bibit dalam
polibag. Penanaman dapat dilakukan dngan menggunakan sistem monokultur, yaitu
rosela ditanam tidak bersamaan dengan tanaman lain. Rosela dapat ditanam dengan
jarak tanam rapat dan dapat dikelas secara intensif. Sistem ini terutama
diharapkan pada perkebunan.
B.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
Panen merupakan kegiatan penting dalam pertanian. Umumnya
tanaman rosela sudah mulai berbunga pada umur 3 – 4 bulan. Pemanenan bungan
pertama dapat dilakukan pada tanaman 4-5 bulan setelah penanaman. Pemanenan
kelopak bunga dilakukan rata-rata setiap 10 hari sekali. Umumnya hasil panen
tinggi diperoleh pada pemanenan saat musim kering.
Jika pemeliharaan tanaman dilakukan dengan baik sesudah
pemanenan pertama, rosela masih dapat menghasilkan bunga asalkan didukung
faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan tanaman tetap mendukung. Oleh sebab
itu, pemanenan kelopak bunga rosela masih terus dapat dilakukan hingga tanaman
berumur 12 hingga 15 bulan atau hingga tanaman tidak menghasilkan bunga.
Kelopak bunga yang masih segar dipanen saat biji sudah
masak. Saat itu mahkota bunga telah gugur, buahnya membuka tetapi bijinya belum
mengering. Setelah dipanen biji harus segera dipisahkan dari kelopaknya, jika
tidak segera dipisahkan kapsul penutup biji akan kering dan mengeras, sehingga
biji akan sukar dipisahkan. Setiap negara mempunyai metode pemanenan yang
berbeda. Di Meksiko seluruh tanaman dipotong dan diletakkan disuatu tempat
untuk dilepas kelopaknya. Sedangkan di Cina hanya kelopak yang sudah tua yang
dipanen, sementara tangkai dan kelopak yang belum tua dibiarkan tertinggal.
Proses pemanenan sebaiknya dilakukan secara manual agar hasil panen tidak
terkontaminasi benda-benda asing lainnya. Selain itu sebaiknya kelopak bunga
tidak dibiarkan bersentuhan dengan tanah atau permukaan kotor lainnya. Gunakan
wadah atau kontainer yang kering untuk mengangkut hasil panen kelokasi
pengeringan. Untuk mengurangi kotaminasi waktu antara pemanenan dengan
pengeringan haruslah seminimal mungkin.
2. Penanganan Pasca Panen
Rosela yang telah dipanen dapat langsung dikonsumsi dalam
bentuk segar, tapi juga tidak kelopak rosela yang sudah dipanen sebaiknya
segera dikeringkan. Untuk mempercepat pengeringan sebaiknya kelopak rosela
dipotong-potong terlebih dahulu menjadi 2 atau 3 irisan. Pemotongan kelopak ini
baik untuk rosela yang digunakan sebagai teh yang langsung diseduh dengan air
panas. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu metode
yang sering digunakan adalah pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Langkah
pengeringan sebagai berikut :
·
Siapkan wadah datar berbentuk segiempat
(nampan besar) yang alsnya terbuat dari kasa berbahan nilon.
·
Kemudian letakkan irisan rosela diatas wadah
tersebut secaramerata.
·
Letakkan wadah diatas penyangga. Penyangga
ini bertujuan agar udara dapat mengalir dari atas dan dibawah.
Tempat pengeringan haus memiliki sirkulasi udara yang
baik agar terhindar dari sinar matahari secara langsung. Agar penerima kelopak
dapat merata, kelopak dibolak-balik seperlunya. Pengeringan cara ini dibutuhkan
waktu sekitar 7 hari. Rasio pengeringan rosela umumnya 10 : 1 artinya setiap 10
kg kelopak yang segar akan menghasilkan 1 kg bahan kering. Metode lain yang
digunakan untuk pengeringan rosela dengan sinar matahari secara langsung
caranya sebagai berikut :
·
Sebar kelopak bungan rosela secara merata
diatas tanah yang dilapisi selembar plastik.
·
Rosela yang sudah cukup kering harus segera
diangkat karena jika penjemuran tidak segera dihentikan kelopak rosela akan
berwarna kecoklatan saat diolah akan menghasilkan warna yang kurang menarik.
Kelemahan metode ini rosela mudah tercemar oleh serangga
dan jamur. Masih ada cara lain yaitu pengeringan dengan menggunakan open.
Caranya sebagai berikut :
·
Cuci kelopak hasil panen dengan air sampai
bersih.
·
Belah kelopak rosela dan keluarkan bijinya.
·
Tempatkan kelopak yang telah dikupas dinampan
atau alas yang bersih kurang lebih sehari hingga layu.
·
Masukkan kelopak rosela dalam open
bertemperatur maksimal 80 o. Selama 45 menit.
·
Keluarkan rosela dari open lalu tiriskan
hingga dingin.
·
Periksa tingkat kekeringan dengan meremasnya jika
kelopak tidak hancur bearti rosela belum kering. Oleh sebab itu masukkan
kembali rosela kedalam oven dengan suhu dan waktu yang sama. Setelah
pengeringan kedua selesai periksa kembali dengan cara yang sama.jika sudah
hancur berarti rosela sudah benar-benar kering dan siap diolah.
Sama seperti dengan metode pengeringan langsung dengan
sinar matahari, cara oven juga menyebabkan kelopak rosela berwarna kecoklatan.
Ketika diseduh, air seduhannyapun berwarna sama, bahkan rasa masam yang menjadi
khas teh rosela hilang.pengeringan dengan oven sah-sah saja dilakukan namun
karena rosela mengandung vitamin C pemanasan tidak boleh lebih dari 100 oC.
Agar kandungan vitamin C tidak hilang.
C.
PEMANFAATAN ROSELA
Masyarakat umumnya telah
mengenal rosela (Hibiscus Cannabinus) sebagai tanman penghail serat karung dan
Hibiscus Rosasinesis yang lazim disebut bunga sepatu. Rosela merah (Hibiscus
Sabdariffa) adalah anggota keluarga Hibiscus yang relatif jarang dikenal orang.
Padahal halaman ini berkhasiat mengatasi aneka penyakit, misalnya kanker dan
hipertensi. Caranya hanya dengan mengkonsumsi aneka produk olahannya. Hampir
seluruh bagian tanaman rosela dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan makanan
maupun sebagai obat. Khasiat rosela untuk mencegah penyakit, mengobati gangguan
berbagai penyakit dengan kandungan gossiptin anthycyanin dan gluciside hibiscin
yang ada di dalamnya. Sebagaimana diketahui rosela juga mengandung berbagai
senyawa penting, antara lain campuran asam sitrat dan asam malat sehingga
menghasilkan sedikit rasa asam yang segar. Kandungan asam askorbat (vitamin C)
dan betakarotin yang tinggi merupakan sumber antioksidan alami yang sangat
efektif dalam menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker dan berbagai
penyakit lainnya.
Umumnya berbagai produk olahan
tersedia di pasaran dalam bentukkering, namun penyediaan yang terbaijk adalah
dalam bentuk segar.
1.
Pemanfaatan Rosela Diberbagai Negara
Pemanfaatan dan khasiat
rosela dalam dunia pengobatan sudah tidak asing lagi. Namun demikian di
indonesia belum banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman rosela. Di afrika
rosela digunakan untuk membuat teh herba manis, bunganya yang kering dapat
diperoleh disetiap pasar di afrika. di kepulauan karibia, minuman dibuat dari
buah segarnya. Di thailand rosela juga diminum sebagai teh dan dipercaya mampu
menurunkan kadar kolesterol dalam darah . diberbagai negara rosela dicampur
dengan daun teh china untuk mendapatkan rasa yang berbeda. Di india dan meksiko
semua bagian rosela dimanfaatkan untuk pengobatan. Air rendaman daun bersifat
diuretic, kloro rectic, febrifugal dan hipotensif, mengurangi kepekatan darah
dan merangsang gerakan peristaltik usus. Ekstrak rosela juga dapat mengurangi
penyerapan kadar alkohol (bagi peminum minuman keras) di guatemala, rosela
adalah penawar yang digemari untuk memulihkan kecanduan terhadap arak. Di
sebagian benua eropa, kelopak bunga rosela dapat langsung dicampurkan dalam
salad buah-buahan atau sayuran. Di pakistan, rosela telah digunakan sebagai
sumber pectin untuk industri pengawetan buah-buahan.
Penduduk asli Brasil
menggunakan rosela sebagai tonikum, emollient dan sebagai bahan pelarun untuk
mengurangi rasa pahit. Di myanmar bijinya digunakan untuk meningkatkan stamina
dan daunnya sebagi emollient. Penduduk taiwan memanfaatkan bijinya sebagai
pelancar kencing, merangsang buang air besar, serta sebagai tonikum. Masyarakat
difilipina, menggunakan akarnya yang pahit sebagai tonikum, sedangkan orang
angola menggunakan lendir yang berasal dari daunnya sebagai emollient dan obat
batuk.
2.
Pemanfaatan Bagian Tanaman Rosela
Tidak hanya kelopak bunga
hampir seluruh bagian tanaman rosela dapat dimanfaatkan mulai dari buah,
kelopak bunga, mahkota bunga dan daunnya dapat dimakan sebagai obat.tetapi
bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah kelopak bunga.
a.
Kelopak bunga
Ektra kelopak rosela berguna untuk obat anti kejang
(antuspasmodic), mengobati cacingan (antelmintik) dan sebagai anti bakteri.
Kelopak bunga rosela digunakan untuk mengurangi gangguan batuk dan jus rosela
dengan tambahan garam lada dan tetes tebu digunakan untuk menyembuhkan penyakit
yang berhubungan dengan empedu. Daun atau kelopak rosela yang direbus dengan
air berkhasiat sebagai peluruh kencing dan dapat menurunkan tekanan darah
(hypotensive), mengurangi kekentalan darah (viskovisitas) dan meningkatkan
varistaltik usus. Kelopak rosela juga dapat digunakan untuk pewarna dan perasa.
Selain itu kelopaknya yang berwarna cantik dapat ditambahkan pada salad untuk
mempercantik warnanya.
b.
Daun rosela
Daun rosela muda kaya protein yang mudah dicerna sehingga
dapat dimakan sebagai lalapan. Daun yang masih muda dapat digunakan sebagai
bahan salad.
Selain itu dapat dikeringkan dan digunakan sebagai
penganti rumput untuk makan ternak. Daun rosela juga dapat digunakan sebagai
obat untuk kaki pecah-pecah dengan cara memanaskan atau memanggang daun rosela
kemudian ditempelkan pada tumit kaki yang pecah-pecah, selain itu dapat juga
digunakan untuk mempercepat pematangan bisul sekaligus pelembut kulit
(emollient).
c.
Biji
Biji rosela dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kopi
dengan dengan cara menyangrai bijinya, kemudian dibuat tepung. Rebusan biji
dapat digunakan untuk penyembuhan gangguan kencing, gangguan pencernaan dan
meningkatkan stamina.
d.
Akar
Akar rosela yang berasa pahit juga berkhasiat sebagai
penambah stamina dan keperkasaan.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1. Penelitian
tentang bunga rosella telah dilakukan oleh berbagai ahli dan menunjukkan
ternyata Bunga rosella memiliki kadar anti oksidan yang tinggi
2. Bunga
rosella telah dimanfaatkan di berbagai Negara
3. Bagian-bagian
yang dimanfaatkan adalah: kelopak bunga, daun rosella, biji dan akarnya
4. Masih
terbuka pangsa pasar bagi budidaya bunga rosella
B. Saran
1. Sebagai
masyarakat yang tinggal di daerah tropis, seharusnya kita dapat memanfaatkan
potensi dari bunga rosella melalui upaya budidaya tanaman tersebut
2. Memanfaatkan
bunga rosella sebagai tanaman obat di pekarangan rumah harus terus digalakkan.
Daftar pustaka
Penelitian rosella from http://www.naturindonesia.com/bunga-rosela/penelitian-rosela.html, 08
november 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar